Selasa, 10 Juni 2014

Berhenti Agar Tidak Tersakiti Lagi

Yang namanya ABG pasti sangat dekat dengan yang namanya cinta. Walaupun cinta yang ada hanyalah sekedar suka-sukaan, malmingan di malam minggu, hujan-hujanan di malam minggu, masuk UGD di malam minggu dan meninggal bersama di malam minggu.

Gue juga pernah merasakan hal yang sama. Walaupun nggak pacaran tapi gue juga ngerasain tekanan batin yang sama seperti orang lain yang pacaran rasakan. Gue ngerasain rasanya galau, sakitnya menunggu kepastian, mengerikannya isi dompet diabisin dia, mulesnya kena maag, nggak enaknya muntaber, dll. Yang jelas perjuangan cinta gue yang merupakan percobaan gue yang ke 21 ini merupakan cerita yang paling menyiksa batin gue.


Gue pernah suka sama seekor cewek bernama Dewi. Dia itu agak kuntet, berkerudung, berkacamata, suara yang merusak gendang telinga, muka kayak setan (bercanda). Gue udah deket sama dia selama 3x puasa dan 3x lebaran (ini pacaran atau nyari bang toyib?).

Gue berencana buat nembak dia langsung pas hari ulang tahunnya.Gue langsung minta bantuan temen gue buat ngumpulin dana di gerakan PEDULI KEJOMBLOAN RANGGA dan gue juga tambah dana itu dengan pake uang jajan gue selama sebulan.

Di hari ulang tahun Dewi. Rencana kejutan ulang tahunnya benar-benar sukses.
Dewi tersenyum bahagia dan gue merasa sejuk saat gue liat senyum indahnya itu bagaikan gue ngeliat surga dengan banyak PS 2 dan TVnya dengan meja penuh mangkuk berisi mie goreng yang boleh gue makan sesuka hati di sebelahnya.
Setelah acara itu selesai. Gue langsung berani berani mengatakan sesuatu pada Dewi di kantin sekolah.
'Wi...' Kata gue mencoba membuka percakapan.
'Iya ga?' Tanya Dewi yang masih ketawa-ketiwi.
'Aku sebenarnya....' Kata gue malu-malu.
'Iya???' Tanya Dewi yang keliatan udah nggak sabar.
'Aku sebenarnya suka sama kamu, kamu mau nggak jadi pacar aku?' Kata gue yang udah putus asa setelah putus urat.

Tiba-tiba wajah Dewi berubah menjadi datar (Nggak datar kayak slenderman). Ada 2 kemungkinan yang bakal terjadi setelah ini.
  • Dia bakal nerima gue.
  • Dia bakal nolak gue, terus nampar gue, nginjek gvue, nyiduh gue, dll
Dan ternyata dia nolak gue. Tapi untungnya dia nggak melakukan kewajiban-kewajiban saat nolak gue.


Sikap Dewi jadi berubah total sama gue. Dia selalu ngejauhin gue, dia nggak mau ngobrol sama gue lagi, dia nggak pernah nyapa gue lagi, dia nggak pernah beliin gue pulsa lagi.

Gue merasa bersalah. Kalau gini caranya, gue nggak akanj pernah mau pacaran sama temen sendiri, apalagi sahabat gue yang paling deket kayak si Dewi. Gue udah nyoba minta maaf dikelas, di FB (sampai ukuran minta maaf udah sampe 1 skripsi), di twitter, di kantin, di toilet cewek, di pohon karet, dll. Tapi dia tetep cuek ke gue.

Gue pernah ngomongin masalah gue ini ke Pak Bahrudin, guru agama gue. dan jawaban beliau hanyalah.

'Nggak apa-apa ga. Yang jelas kamu udaqh berusaha untuk mempertahankan tali silahturahmi kamu sama dia kan? Nggak apa-apa dia cuek juga, yang dosa juga dia. Yang jelas kamu udah berusaha untuk mempertahankan tali silahturahmi. Memutuskan tali silahturahmi itu dosa loh. Tenang aja ga, suatu hari nanti dia juga bakal sadar dan kalian bakal berteman lagi seperti seharusnya.'

Gue langsung menganggukan kepala gue. Jujur, walaupun gue nggak bisa jadi jodohnya seenggaknya gue mau jadi temannya agar gue bisa liat senyum indahnya setiap saat.

Gue juga sebenarnya udah lelah minta maaf terus. Gue juga nggak mau buat dia tertekan terus gara-gara dia selalu dapet permohonan maaf dari gue via FB setiap 5 menit sekali. Gue tinggal pasrahkan saja semuanya pada yang diatas. Lebih baik berhenti daripada terus jalan tapi selalu tersakiti dan kita tidak tau kita mau jalan ke mana.


Dewi, semoga lu bisa maafin gue ya dan...... Tolong kirimin gue pulsa 20 ribu ya.

0 komentar:

Posting Komentar

 

Cerpen Go 4 Blog © 2010

Blogger Templates by Splashy Templates