Rabu, 03 Desember 2014

Larangan Berpacaran

 
 Setelah beberapa hari gue menikmati rasanya menjadi mahasiswa, gue merasa santai-santai aja. Walaupun banyak tugas terkutuk yang datang tak diundang itu yang membuat gue agak kurusan sampai-sampai wajah gue mengecil yang asalnya seukuran kepala genderuwo malah berubah jadi seukuran jenglot.


Di jenjang yang baru ini, gue ingin memiliki banyak teman. Gue nggak mau kejadian di SD dan SMA terulang lagi. Dimana gue menjadi bahan olok-olok dan menjadi andalan di pelajaran bahasa inggris.
Gue coba aja mendekati beberapa ekor teman gue dan hasilnya memuaskan. Mereka malah mendekati gue dan mereka menganggap gue ada, beda seperti pas SD dan SMA dimana gue merasa seperti jelangkung, datang tak diundang, pulang tak diantar tapi kalau pelajaran bahasa inggris mereka baru inget kalau gue ini ada.
Tapi, gue masih merasa canggung kalau mau mendekati mereka. Gue takut melukai perasaan mereka karena gue tau kalau lidah adalah pedang paling tajam yang dapat melukai siapapun (maksudnya omongan bukan gue jilat-jilat wajah mereka). Gue takut kalau gue melukai mereka, mereka bakal menjauhi gue atau malah melukai gue.
Tapi ada seorang cewek yang membuat gue betah di kampus.

Namanya Lia, dia itu teman sekelas gue. Dia yang pertama kali ngedeketin gue karena dia kagum karena gue udah bisa kerja di usia gue saat ini(18 bukan 32). Dia cenderung orang yang pesimis dan tidak mau dibantu. Gue pun merasa iba pada dia dan gue pun mulai men-support dia supaya dia bisa lebih optimis.
 
Selama proses support ini, gue merasa seneng banget bisa deket sama dia (walaupun cuma lewat BBM). Kita sering ketawa bareng, berantem bareng tapi nggak pernah mandi bareng(walaupun gue juga mau), dan gue baru ngerasa deket banget sama cewek, awalnya kalau cewek ngelewatin gue, dia pasti lari sambil baca ayat kursi. Tapi lia berbeda.
Nampaknya, gue mulai sayang sama dia.......


Gue pun mendiskusikan perubahan perasaan yang awalnya iba menjadi rasa sayang ini pada mama gue.
'Ma, aa kayaknya mulai suka sama seseorang ma.' Kata gue.
'Siapa? Anton?' Tanya mama gue.
'Bukan!' Kata gue kesel.
Mama gue pun ngakak dan bertanya 'ya, bercanda kok. Kenapa kamu suka? Emangnya dia cantik?'
'Semua perempuan cantik ma.' Kata gue.
'Terus?' Tanya mama gue.
'Yang aa cari itu seorang cewek yang punya inner beauty dan dia punya inner beauty yang menawan.' Jawab gue.
Mama gue mengusa rambut gue dan berkata. 'Mama bangga punya anak kayak aa tapi, lebih baik aa jangan pacaram dulu ya.'
'Kenapa?' Tanya gue.
'Aa udah ditolak berapa kali?' Tanya mama gue.
'31 kali ma.' Jawab gue.
'Pernah diterima?' Tanya mama gue.
'Nggak.' Jawab gue.
'Apa yang terjadi pada cewek-cewek yang aa tembak?' Tanya mama gue.
'Shocked, pingsan, depresi, masuk rumah sakit, mau bunuh diri. Tapi ujung-ujungnya aa malah dimusuhin.' Jawab gue.
'Aa ngerti kan kenapa mama ngelarang aa pacaran?' Tanya mama gue.
Gue pun terdiam.
'Aa tuh harus fokus kuliah, jadi orang sukses dan saat itulah aa boleh jatuh cinta. Kalau sekarang aa potensi diterimanya masih kecil apalagi dengan wajah kayak gitu.' Kata mama gue.
'Apa?' Tanya gue.
Mama gue pun tertawa dan berkata. 'Bercanda kok, maksud mama adalah, mama nggak mau aa kehilangan teman lagi gara-gara cinta. Dia udah baik ke aa dan aa pun harus baik ke dia. Jalani aja hubungan kalian sebagai teman dan semoga aja suatu hari nanti kalian akan dipertemukan di pernikahan. Entah itu pernikahan kalian atau pernikahan dia. Tapi yang jelas, jodoh udah ada yang ngatur dan sejelek apapun aa, aa pasti bakal nemuin cewek yang benar-benar mencintai aa. Waktu aa suka sama si mawar juga gitu kan? Aa bilang "dia itu beda" nah sekarang si Lia yang katanya "beda", Allah udah ngatur kok, pasti bakal ada cewek yang sempurna buat aa'
'..........'


Gue pun sadar pada apa yang dikatakan mama gue. Gue mau mencari teman bukan musuh. Jika gue nggak bisa mendapatkan hatinya, gue mau jadi sahabatnya. Gue mau membantu semua teman-teman gue yang menganggap gue sebagai teman mereka. Jodoh sudah ada yang ngatur, jadi sejelek apa pun gue, gue pasti bakal ketemu sama cewek itu (Kalau bisa sih, gue maunya dia.)

0 komentar:

Posting Komentar

 

Cerpen Go 4 Blog © 2010

Blogger Templates by Splashy Templates